"Kenapa
kau datang kemari?"
"Untuk
mengajak A pulang"
"Jangan
harap aku mau diajak olehmu"
"Memangnya
kenapa? Apa ini semua gara-gara Neng?"
"Jangan
Ke Pe de an!"
"Lalu?
Kenapa A tidak mau pulang?"
"Hanya
tidak ingin"
"Neng
tidak percaya"
"Kalau
tidak percaya, bergegas pergi dari sini!"
"A
mengusir Neng?"
"Kalau
iya, kenapa?"
"A
membenci Neng?"
"……………………………."
"Kenapa
diam?"
"Sudahlah!
Urus saja apa yang menjadi urusanmu!"
"A
jahat! A pasti membenci Neng"
"Jangan
coba-coba menangis di hadapanku"
"Kalau
begitu katakan! kenapa A membenci Neng? Kenapa, A? JAWAB!"
"Sudahlah!
Lebih baik kamu pulang! Tidak baik anak gadis pulang terlalu larut"
"Neng
tidak akan beranjak sebelum A bercerita yang sebenarnya"
"Dasar
keras kepala!"
"A
juga sama. Dasar Kepala batu"
"Beraninya
kau berkata seperti itu? Cepat pulang! Bukankah besok kau harus mengurus
pendaftaran kuliahmu?"
"Neng
tidak mau kuliah"
"Enak
sekali kau bicara tidak mau kuliah. Anak tidak tahu terimakasih!"
"Neng
tidak mau kuliah, kalau A tidak pulang"
"SEBENARNYA
APA MAUMU? HAH?? MENGGANGGU HIDUPKU?"
"NENG
TIDAK AKAN KULIAH JIKA TIDAK BERSAMA A!"
"APA
KAU BILANG???"
"NENG
TIDAK AKAN KULIAH JIKA TIDAK BERSAMA A!!!"
"Baiklah,
dengarkan baik-baik. Anak manis, Kalaupun Bapak tersayangmu itu berbaik hati
membiayaiku untuk kuliah bersamamu, aku akan menolaknya!"
"KENAPA?
APA A TIDAK MAU MENJAGA NENG LAGI?"
"YA"
"………………………"
"Asal
kau tahu, selama ini sejengkalpun, aku
tidak pernah menyayangimu"
"Apakah…
apakah kabar itu benar, A?"
"Kabar
apa? Sudah kubilang jangan coba-coba menangis di hadapanku"
"……………………….."
"Cepat
katakan!! Kabar tentang apa?"
"Bahwa
… bahwa … A bukan Kakak Kandung Neng???"
"……………………….."
"Kenapa A diam?"
"Ya.
Itu memang benar"
"Jadi
Emak bukan Ibu kandung Neng?"
"Ya"
"Lalu
siapa ibu Neng?"
"…………………………"
"Siapa
ibu Neng yang sebenarnya, A?"
"Ibumu
adalah istri keempat Bapak yang sekarang sedang bekerja di Arab menjadi TKI"
"Karena
alasan itukah A membenci Neng?"
"…………………………."
"JAWAB,
A!!!"
"Aku tidak hanya membenci kamu, Neng,
tapi juga Emak, Bapak, juga diriku
sendiri"
"Kenapa A membenci semuanya?"
"Bukan urusanmu"
"Kalau begitu Neng tidak akan pulang"
"Aku membenci kau karena kau seorang perempuan"
"Apanya yang salah menjadi anak perempuan?"
"Karena Bapak menikah lagi hanya karena
menginginkan seorang anak perempuan"
"Lalu kenapa A membenci Emak?"
"Karena ia juga seorang perempuan. Seorang
perempuan yang lemah yang tidak bisa melawan atas penindasan suaminya sendiri. Dan
terakhir, aku sangat membenci BAPAK yang lebih menyayangimu, lebih
memperhatikanmu, lebih membahagiakanmu, dan …"
"Dan apa… ??"
"DAN LEBIH MEMIKIRKAN MASA DEPANMU daripada aku,
anak laki-laki bungsunya.
"Kalau begitu Neng akan bilang pada Bapak
kalau Neng tidak mau kuliah agar A bisa kuliah"
"Jangan sok
jadi pahlawan!! Aku bukan tipe yang suka dikasihani"
"Neng tidak mengasihani"
"Aku bisa hidup sendiri dan itu lebih
membahagiakan. Jadi, cepat pulang sebelum Bapak menyusul kau kemari dan kemudian
menggantungku"
"NENG AKAN TETAP DI SINI!!"
"………………………"
"NENG TIDAK AKAN PULANG!!"
"………………………"
Sajira, 2014
cerpen dialog lagi ya teh? ^.^
BalasHapusentah kenapa, mel ngerasa ada kemiripan cerita ini dg cerita hidup mel..
BalasHapus^.^
Serius mel?
HapusTp cerita ini terinspirasi dr ibu-ibu yg ngurusin anak suaminya dr istri keempatnya mel,hee
meski begitu, menurut mel penokohan tokoh A belum cukup kuat. karena di bagian awal A menyebut kata ganti orang kedua dg sebutan "kamu". tapi di line pertengahan, A menggunakan kata "kau".
BalasHapus^.^
mian... hee
Heee
Hapusiya ya mel, e baru nyadar pas meli kasih tahu,hee
Makasih bnyak yaaa atas koreksiannya : )
Oia, mel
BalasHapusmau pesen buku e gak? Yg baru terbit??
buku panduan ramadan buat remaja, buat kado sodara gituh,hee
e nerbitin indie di nekad publishing mel.heee