Rabu, 28 Mei 2014

PULANG



"Kenapa kau datang kemari?"
"Untuk mengajak A  pulang"
"Jangan harap aku mau diajak olehmu"
"Memangnya kenapa? Apa ini semua gara-gara Neng?"
"Jangan Ke Pe de an!"
"Lalu? Kenapa  A tidak mau pulang?"
"Hanya tidak ingin"
"Neng tidak percaya"
"Kalau tidak percaya, bergegas pergi dari sini!"
"A mengusir Neng?"
"Kalau iya, kenapa?"
"A membenci  Neng?"
"……………………………."
"Kenapa diam?"
"Sudahlah! Urus saja apa yang menjadi urusanmu!"
"A jahat! A pasti membenci Neng"
"Jangan coba-coba menangis di hadapanku" 
"Kalau begitu katakan! kenapa A membenci Neng? Kenapa, A? JAWAB!"
"Sudahlah! Lebih baik kamu pulang! Tidak baik anak gadis pulang terlalu larut"
"Neng tidak akan beranjak sebelum A bercerita yang sebenarnya"
"Dasar keras kepala!"
"A juga sama. Dasar Kepala batu"
"Beraninya kau berkata seperti itu? Cepat pulang! Bukankah besok kau harus mengurus pendaftaran kuliahmu?"
"Neng tidak mau kuliah"
"Enak sekali kau bicara tidak mau kuliah. Anak tidak tahu terimakasih!"
"Neng tidak mau kuliah, kalau A tidak pulang"
"SEBENARNYA APA MAUMU? HAH?? MENGGANGGU HIDUPKU?"
"NENG TIDAK AKAN KULIAH JIKA TIDAK BERSAMA A!"
"APA KAU BILANG???"
"NENG TIDAK AKAN KULIAH JIKA TIDAK BERSAMA A!!!"
"Baiklah, dengarkan baik-baik. Anak manis, Kalaupun Bapak tersayangmu itu berbaik hati membiayaiku untuk kuliah bersamamu, aku akan menolaknya!"
"KENAPA? APA A TIDAK MAU MENJAGA NENG LAGI?"
"YA"
"………………………"
"Asal kau tahu, selama ini sejengkalpun,  aku tidak pernah menyayangimu"
"Apakah… apakah kabar itu benar,  A?"
"Kabar apa? Sudah kubilang jangan coba-coba menangis di hadapanku"
"……………………….."
"Cepat katakan!! Kabar tentang apa?"
"Bahwa … bahwa … A bukan Kakak Kandung Neng???"
"……………………….."
"Kenapa  A diam?"
"Ya. Itu memang benar"
"Jadi Emak bukan Ibu kandung Neng?"
"Ya"
"Lalu siapa ibu Neng?"
"…………………………"
"Siapa ibu Neng yang sebenarnya, A?"
"Ibumu adalah istri keempat Bapak yang sekarang sedang bekerja di Arab menjadi TKI"
"Karena alasan itukah A membenci Neng?"
"…………………………."
"JAWAB, A!!!"
"Aku tidak hanya membenci kamu, Neng, tapi  juga Emak, Bapak, juga diriku sendiri"
"Kenapa A membenci semuanya?"
"Bukan urusanmu"
"Kalau begitu Neng tidak akan pulang"
"Aku membenci kau karena kau seorang perempuan"
"Apanya yang salah menjadi anak perempuan?"
"Karena Bapak menikah lagi hanya karena menginginkan seorang anak perempuan"
"Lalu kenapa A membenci Emak?"
"Karena ia juga seorang perempuan. Seorang perempuan yang lemah yang tidak bisa melawan atas penindasan suaminya sendiri. Dan terakhir, aku sangat membenci BAPAK yang lebih menyayangimu, lebih memperhatikanmu, lebih membahagiakanmu, dan …"
"Dan apa… ??"
"DAN LEBIH MEMIKIRKAN MASA DEPANMU daripada aku, anak laki-laki bungsunya.
"Kalau begitu Neng akan bilang pada Bapak kalau Neng tidak mau kuliah agar A bisa kuliah"
"Jangan sok jadi pahlawan!! Aku bukan tipe yang suka dikasihani"
"Neng tidak mengasihani"
"Aku bisa hidup sendiri dan itu lebih membahagiakan. Jadi, cepat pulang sebelum Bapak menyusul kau kemari dan kemudian menggantungku"
"NENG AKAN TETAP DI SINI!!"
"………………………"
"NENG TIDAK AKAN PULANG!!"
"………………………"

 

Sajira, 2014

6 komentar:

  1. cerpen dialog lagi ya teh? ^.^

    BalasHapus
  2. entah kenapa, mel ngerasa ada kemiripan cerita ini dg cerita hidup mel..
    ^.^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serius mel?
      Tp cerita ini terinspirasi dr ibu-ibu yg ngurusin anak suaminya dr istri keempatnya mel,hee

      Hapus
  3. meski begitu, menurut mel penokohan tokoh A belum cukup kuat. karena di bagian awal A menyebut kata ganti orang kedua dg sebutan "kamu". tapi di line pertengahan, A menggunakan kata "kau".
    ^.^
    mian... hee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee
      iya ya mel, e baru nyadar pas meli kasih tahu,hee
      Makasih bnyak yaaa atas koreksiannya : )

      Hapus
  4. Oia, mel
    mau pesen buku e gak? Yg baru terbit??
    buku panduan ramadan buat remaja, buat kado sodara gituh,hee
    e nerbitin indie di nekad publishing mel.heee

    BalasHapus