Sabtu, 26 November 2011

saat langit mulai gelap
dan gerimis mulai turun
jangan kau sangka ia sedang menangis 
dalam kedukaannya
sebab baginya
air mata 
adalah cinta yang mewujud 
dalam tetes-tetes beningnya...

Gerimis yang menyelimuti udara sore itu, tidak sejengkalpul mengurungkan semangatnya untuk tetap pergi. beberapa kali emak menelpon saya, agar segera pulang dari warung dan membawakan kado ulang tahun yang sudah saya bungkuskan tadi siang itu. tapi karena hujan begitu deras, terpaksa saya harus menunggu hujan sampai reda dulu. dan saat hujan mulai reda dan hanya menyisakan gerimis, saya langsung meluncur ke rumah dengan kado yang terbungkus rapih siap untuk dihadiahkan. saat ojeg yang mengantar saya sampai di perapatan jalan, saya sudah melihat sosok mungil itu berdiri di depan garasi mobil bapak, bedaknya yang memang nemplok tidak rata di pipi manisnya, semakin tersamar oleh tetesan gerimis yang membasahi pipinya stu-satu, tapi ia tidak peduli. dari sorot matanya, saya melihat semangat yang berapi-api yang menyiratkan bahwa ia sudah lelah menunggu saya dan tidak sabar ingin segera berangkat ke acara syukuran anak tetangga kami (baca:ulang tahun). ketika saya mendekatinya, ia berkata dengan nada   sedikit kesal, 
"eteh, opa udah nunggu dari tadi, kenapa eteh baru datang?" 
dan saya menjelaskan bahwa hujan yang begitu deras telah menghalangi saya untuk segera pulang. saya melirik jam tangan, sudah pukul  4 lewat 10 menit, dalam hati saya berdoa mudah2mudahhan kami tidak terlambat. dan kamipun segera beranjak, berjalan kaki dengan tergesa ke TKP. 
Jarak antara rumah ke tempat ulang tahun itu memang cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki, tapi kami tetap menikmati perjalanan itu, walaupun gerimis masih terus bersenandung dengan ritmis. tiba-tiba adik kecil saya itu bertanya:
"eteh, opa pingin tahu isi kadonya apa?"
"beneran opa pingin tahu?"
ia mengaggukkan kepalanya dan tersenyum. 
"tapi, ini rahasia ya! cuma kita berdua aja yang tahu, jadi opa harus janji jangan cerita sama siapapun, ok?"
"ok!" jawabnya, 
kamipun saling menautkan kelingking sebagai tanda bahwa ia berjanji unruk tidak menceritakan isi kado itu pada orang lain. kemudian, saya membisiki sebuah nama benda ke telinganya. dan ia tersenyum mendengarnya.

Dan sore itu, entah kenapa gerimis begitu takjim membasahi tanah yang kami pijak, saya menggandeng lengan kecilnya, dan menyusun sebuah doa kecil dalam hati.

"Tuhan, walaupun saya dan adik2 saya tidak pernah merasakan bagaimana meriahnya sebuah pesta ulang tahun, bagaimana bahagianya saat membuka kado dari teman-teman, namun saya memohon agar Engkau hadiahkan kepada kami sepotong hati yang selalu siap untuk berbagi. amiin"

Sabtu, 12 November 2011

Politik Praktis Mahasiswa, Manis Tapi Miris

Tadi pagi, beresin buku-buku dan berkas-berkas lama yg udah bulukan dan berdebu, yang berantakan sehabis mencari buku History of islamnya adik saya kemarin. dan...surprise! saya menemukan 3 lembar kertas gambar untuk mewarnai yang di baliknya terdapat coretan tinta tentang artikel2an yang pernah saya tulis entah kapan, tapi yang jelas itu saya tulis pas waktu kuliah, entah semester berapa, let's we check!

Politik Praktis Mahasiswa, Manis Tapi Miris 

Kampanye = Hura-Hura
Tanggal 25 sampai 27 Oktober minggu lalu, kampus diramaikan oleh berbagai partai politik kampus yang menggelar kampanye untuk pemilihan presiden dan wakil presiden tingkat Universitas sampai dengan tingkat jurusan pada tanggal 4 November besok. 
hari pertama, kampus dikuasai oleh Parma (partai reformasi mahasiswa) yang mengusung slogan " ingat tanggal 4, coblos no 4, pasti tepat, insya Allah bermanfaat", maka hampir seluruh tembok, pagar, tiang, pintu-pintu kelas, mading di setiap jurusan, bahkan tempat sampah tak luput dari tempelan pamflet yang bergambar foto-foto capres dan cawapares yang diusungnya. tidak tanggung-tanggung, pula baliho-baliho lebar sepanjang pagar yang membatasi kampus dengan jalan pesanggrahan terpampang manis di sana. satu hal, hampir semua foto yang mejeng di baliho-baliho itu tersenyum penuh semangat seakan mengajak setiap mahasiswa untuk memilihnya tanggal 4 nanti. 

Belum cukup sampai di situ, sekitar pukul 9-10anpara simpatisan dari partai berwarna hijau itu melakukan orasi dan berkeliling, beriring-iringan ke kelas-kelas, dan dari lantai- ke lantai sambil membagikan cinderamata di setiap fakultas, dan terakhir mereka pawai menelilingi kampus tercinta ini, sambil bersorak sorai penuh semangat, menarik perhatian para mahasiswa lain yang sedang beraktifitas ataupun yang sedang berlalu lalang di jalan depan fakultas. 

Hari kedua juga tidak kalah ramainya, hari rabu itu kampus dikuasai oleh PPM (Partai persatuan mahasiswa) dan PIM (Partai intlektual muslim). walaupun dua partai itu distukan di hari yang sama, namun kampanye dari masing-masing partai berjalan dengan lancar dan damai. semua atribut dan pernak-pernik dari kedua partai tersebut tidak jauh berbeda dengan hari pertama, semuanya di ditempel di dinding, mading, pintu-pintu kelas, dan di lobi-lobi fakultas. yang membedakan hanya warna pakaian yang di pakai oleh para pendukungnya. jika hari selasa, kampus dihiasi oleh warna hijau, maka pada hari ke dua itu kampus dihiasi oleh warna hitam dan biru sebagai warna simbol dari PPM dan warna putih sebagai simbol warna dari PIM.

hari berikutnya, yaitu hari kamis, kampus dikuasai oleh partai Boenga dan partai Progresif. "ritual" dan pernak-pernik yang meramaikannya juga tidak jauh beda dengan kampanye partai-partai sebelumnya, hanya saja, kampanye hari ketiga itu, kampus terlihat tidak seramai hari pertama dan kedua.. tapi walaupun demikian, partai beonga mampu menarik banyak perhatian mahasiswa lain yang sedang berlalu lalang di sekitar fakultas Tarbiyah dengan diundangnya salah satu gitaris band asal kampus ini yang sudah punya nama yaitu "Wali"

Mengamati fenomena politik praktis mahasiswa di kampus tercinta ini, memang merupakan hal yang cukup menarik untuk diperbincangkan. pada satu sisi, kita dapat melihat satu hal yang positif bahwa kampus yang disebut dengan kampus perubahan ini telah mampumempraktekan demokrasi dalam hal pemilihan pemimpinnya. naum, tidak dapat disangkal pula, bahwa terdapat banyak komentar negatif tentang fenomena politik praktis ini, terutama menyikapi kegiatan kampanyenya. banyak para dosen dan juga mahasiswa yang mengatakan bahwa kampanye ini hanyalah ajang untuk hura-hura, dan bukan untuk belajar berpolitik juga berdemokrasi yang sebenarnya.

hal tersebut wajar saja dilontarkan oleh para dosen dan mahasiswa, mengingat agenda kampanye itu selalu mengganggu aktifitas belajar mengajar yang sedang berlangsung di elas. yel-yel dan orasi-orasi yang disampaikan, bahkan tidak jarang diiringi suara derungan motor yang sengaja dikeraskan, sungguh memecahkan konsentrasi mahasiswa lain yang sedang belajar. maka tidak heran jika banyak para dosen yang mengeluh dan marah bahkan mengutuk aksi kampanye yang bising tersebut. melihat fenomena tersebut, tidaklah berlebihan jika kita mendefinisikan aksi kampanye = aksi hura-hura.

Calon Presiden = Penampilan Keren 
jika kita menilik kembali para pemimpin kita terdahulu mulai dari Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono saat ini, tidak diragukan lagi bahwa dari 6 presiden yang pernah memimpin negeri ini memang memiliki penampilan yang bisa dikatakan keren, baik "keren" dari segi fisik maupun "keren" dari segi intelektual. dan keduanya
(bersambung besok i. allah)


Jumat, 11 November 2011

How Clean is your Bathroom??

Di keluarga kami, tidak ada yang bisa menandingi kerajinan emak dalam hal beres2 rumah, bersih2 rumah, dan segala hal yang menyangkut pekerjaan rumah tangga. di tangan halusnya, semua perkakas rumah, akan tertata rapih dengan sangat kinclong, kamar mandi tidak pernah absen dari mengkilap, dan tentu saja yang paling istimewa adalah masakan yang selalu siap tersaji dengan rasa yang tidak akan terlupakan. emak memang ibu rumah tangga sejati, tapi, jangan salah...ia juga adalah menejer keuangan yang sangat handal andalan bapak. selain itu, emak juga adalah seorang dokter semua  jenis penyakit; dokter gigi, dokter penurun panas, dan tentu saja dokter specialis kulit/ wajah.

Tapi sayangnya, semua keistimewaan emak itu, tidak ada yang berhasil kami jejaki, terutama oleh saya sebagai putri pertamanya, kecuali satu hal, tentang kebersihan kamar mandi. entah mungkin karena saya tidak terbiasa dengan kamar mandi yang kotor dan berlumut, maka sampai sekarangpun saya akan sangat merasa tidak nyaman jika berada atau melihat kamar mandi yang kotor dengan bak mandi yang hitam oleh lumut. hal ini tentu saja tidak terlepas dari emak saya yang sangat rajin membesihkan kamar mandi kami,  maka walaupun kamar mandi kami tidak sebagus kamar mandi di hotel-hotel, tapi kami merasa nyaman berada di kamar mandi. 

Kebiasaan yang secara tidak langsung telah emak tanamkan itu, walaupun sedikit begitu mengakar kuat dalam diri saya. dan imbasnya, setiap saya berkunjung ke rumah teman atau seseorang misalnya, kemudian saya pergi ke kamar mandinya, maka reflek saya akan memperhatikan kamar mandinya tersebut ; apakah bersih atau kotor, kemudian saya akan menghubungkannya dengan sikap dan perilaku teman atau pemilik rumah tersebut. maka muncullah sebuah hipotesa amburadul dari otak kecil saya, "jika kamar mandinya bersih, maka penghuni rumah tersebut adalah orang yang memiliki kepedulian yang tinggi, juga rasa empati terhadap orang lain, begitu pula sebaliknya, jika kamar mandinya kotor , maka penghuni rumah tersebut adalah orang-orang yang cuek dan egois."he...he... ini adalah sebuah hipotesa yang tidak bisa diuji kebenarannya. karena hipotesa ini hanya berdasarkan analisis saya yang sama sekali tidak bisa di bilang ilmiah. dan tentu saja hal ini tidak bisa digenerilisasi. karena, berapa banyak teman dan sahabat  yang  saya kenal yang sangat peka dan peduli terhadap orang lain, tapi kamar mandinya bisa dibilang tidak terlalu bersih, he...

Namun, entah kenapa, setiap saya sedang berada di perjalanan, kemudian sholat di sebuah masjid, atau sedang menjenguk teman di rumah sakit, atau juga sedang ada keperluan penelitian ke sebuah sekolah, atau tempat2 umum lainnya, reflek saya juga akan memperhatikan kondisi kebersihan kamar mandinya, dan sayapun akan menghubungkannya dengan sikap dan prilaku penghuni setempat. dan biasanya hipotesa yang saya buat itu memang demikian adanya. kalaupun tidak ada hubungannya dengan sikap dan perilaku orang -orang yang menempatinya, biasanya selalu ada hubungannya dengan tempat yang bersangkutan. ambil contoh, sebuah masjid yang kamar mandinya bersih dan terawat, ketika saya sholat di dalam masjidnya, maka  ada rasa sejuk, damai, dan ketenangan yang menjalari hati, dan sayangnya setelah saya perhatikan, dari sejumlah masjid atau tempat sholat (mushola) yang pernah saya singgahi, kira-kira hanya sekitar 25%  saja yang benar2 menjaga kebersihan kamar mandinya. dan salah satu masjid yang  menjadi masjid favorit saya  di sekitar ciputat adalah masjid Fatullah UIN, saya sangat suka sholat di sana, ataupun hanya sekedar numpang ke kamar mandinya,  karena kamar mandinya memang sangat terawat dan selalu bersih. maka, walaupun letaknya  cukup jauh di sebrang kampus, saya akan lebih memilih sholat di sana jika memang ada waktu yang luang daripada di mushola kampus, karena kamar mandinya yang kotor. he...

Berbicara tentang kamar mandi, saya jadi ingat sosok ibu paruh baya, salah satu pengurus TPQ masjid Al-Muhajirun, ibu Ika namanya, seperti halnya emak, ia sangat mencintai kebersihan dan kerapihan rumah juga lingkungan rumah. dan tentu saja ia adalah pecinta kamar mandi sejati. ini bukan sebuah kelakar teman2, ibu Ika memang sangat mencintai kamar mandi, seperti yang pernah dituturkannya pada saya dan teman-teman saat kami kumpul di rumahnya. saya yang waktu itu merasa heran atas pernyataanya itu bertanya tentang alasan kenapa ia begitu mencintai kamar mandi, bukan apa-apa, jujur saja baru kali itu saya menemukan orang yang secara terang-terangan mencintai kamar mandi. he...,dan ibu ika pun menjawab seperti ini, karena baginya kamar mandi adalah tempat paling nyaman sekaligus aman untuk melampiaskan segala kesedihan, dan kegundahan yang meneteskan butiran-butiran air mata. saya makin heran mendengarnya, kok bisa? tanya saya, umumnya kan orang lain terutama para cewe yang abis diputusin pacar, nagisnya di atas kasur sambil menelungkupkan wajah di bawah bantal, kenapa ibu ika malah di kamar mandi?, kemudian ia menjelaskan, bahwa sari kecil, ia selalu dididik untuk tidak cengeng, jadi setiap ia kelihatan habis menangis, ia selalu dimarahi oleh ayahnya. maka ibu ika kecil berinisiatif jika ia sedang ingin menangis, ia akan pergi ke kamar mandi, menangis sepuasnya di sana, menyalakan air keran agar tangisnya  tidak terdengar keluar, lalu setelah puas menumpahkan air mata, ia akan membasuh wajahnya yang sembab dengan air yang banyak, dan keluar dengan wajah yang basah dari kamar mandi sambil tersenyum seperti tidak habis menangis.kami yang waktu itu mendengarkan, berOo ria tanda mengerti. he..., unik bukan?selain sebagai tempat menumpahkan tangis, kamar mandi juga adalah tempat yang paling nyaman untuk membaca buku, karena suasananya yang sunyi sepi, apa yang di baca sangat mudah diserap oleh otak, begitu kata ibu ika, aku semakin kagum pada keunikan cara berfikirnya. he..., maka sudah barang tentu ia sangat manjaga kebersihan dan kenyamanan kamar mandinya, bahkan ia sengaja menaruh bunga segar yang hidup di kamar mandinya untuk menambah kenyamanan. he...

Jika saya hubungkan, dengan hipotesa yang saya buat, maka ibu ika memang termasuk orang yang sangat peduli terhadap orang lain. apakah itu ada kaitannya dengan kebersihan kamar mandinya? he...entahlah, yang jelas bukankah ada sebuah hadis yang mengatakan bahwa "kebersihan adalah sebagian dari iman" kebersihan di sini tentu saja meliputi kebersihan secara hati atau batiniah dan juga secara fisik, atau ragawi , juga lingkungan, termasuk juga kebersihan kamar mandi bukan???

so, how clean is your bathroom, guys??? : )

Jumat, 04 November 2011

Tentang Kematian

"Tahan saetik, neng, ulah sieun ja jauh ka paeh.
emang paeh babari kitu? puguh hese." 

Kalimat itu dilontarkan begitu saja tanpa beban oleh perempuan paruh baya itu,  demi melihat wajah saya yang meringis menahan sakit, ketika ia mencoba merengkuhkan tangan kanan saya yang sejak 3 bulan terakhir selalu berada dalam posisi lurus. hampir 3 bulan tangan kanan saya memang 'diistirahatkan oleh Allah untuk tidak banyak bergerak setelah musibah kecelakaan itu, dan hasilnya, sekarang tangan kanan saya sulit sekali untuk direngkuhkan, hanya ada rasa sakit yang menggigit di bagian siku2 saya. 

Maka demi mendengar ada tukang urut yang tidak terasa sakit ketika mengurutnya, bapak saya antusias sekali, berharap sekali saya segera sembuh dengan tanpa harus merasakan sakit yang amat sangat. dan memang benar, ketika ibu2 paruh baya itu mengurut tangan saya, membetulkan kembali letak tulang yg patah, menarik dan memelintir tangan kurus saya, saya tidak merasakan sakit sedikitpun, apalagi dia juga selalu mengajak saya ngobrol dengan bertanya ini itu, maka otomatis saya pun terfokus pada apa yang dikatakannya, bukan pada tangan saya yang sedang 'dirombak'. namun ketika sampai pada merengkuhkan tangan, saya benar2 merasakan sakit yg luar biasa, seakan otot2 tangan saya benar2 tidak mau merengkuh lagi. maka terlontarlah kalimat di atas itu dari mulutnya yg kurang lebih berarti 'gak usah takut mati neng,hanya karna menahan sakit  ketika diurut, emangnya mati itu gampang? orang susah kok'.dalam hati saya mengiyakan. Dan sampai saat ini, ketika saya teringat kembali kecelakaan yg menimpa saya 3 bulan lalu itu. saya tak habis mengiyakan kalimat ibu itu.

Ya, di satu sisi, apa yang dikatakan Bu haji itu benar adanya. jika Allah belum berkehendak atas kematian seseorang, seberapa besar usaha orang itu untuk mencapai kematian, tetap saja malaikat maut tidak akan datang menghampirinya. berapa banyak orang-orang yang berputus asa pada hidup kemudian mencari pelarian pada kematian dengan berusaha bunuh diri? namun usaha bunuh diri itu gagal karena Allah memang belum menghendakinya untuk meninggal? maka dalam hal ini, kematian bukanlah suatu hal yang mudah, karena ada kehendak Allah yang "bermain" disana.

Namun di sisi lain, justru sebaliknya, pada sebagian orang, kematian tidaklah begitu sulit, misalnya pada kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau tabrakan, atau bahkan tanpa sebab apapun, betapa banyak orang di sekitar kita yang meninggal tanpa di sangka-sangka, tanpa diduga sebelumnya, tiba-tiba meninggal atas kehendakNya, walaupun tentu saja orang tersebut tidak atau belum menginginkan dan mengharapkan malaikat maut mencabut nyawanya. maka dalam hal ini, kematian sungguh merupakan sebuah misteri yang hanya Allah lah yang Maha Mengetahuinya.

Dan pada pertengahan Ramadhan kemarin, saat matahari sedang beranjak menuju waktu ashar, saya juga orang-orang kampung saya dikejutkan oleh berita kecelakaan dua pemuda kampung kami yang tabrakan, di jalan yang tidak jauh dari kampung kami. dan naasnya, kecelakaan itu telah merenggut nyawa salah satu dari mereka. padahal, keduanya adalah teman dekat, bahkan waktu pagi2nya mereka berdua terlihat sedang bermain gitar bersama di depan rumah pemuda yang meninggal itu.

Ah, kematian, selalu saja menghadirkan tanya. namun tentu saja kita tak kan pernah mendapatkan jawabnya, meski beribu orang telah berusaha menguak setiap jengkal rahasiNya. ia tetap saja tidak akan pernah terjangkau. wallahu a'alam bishowab.

Selasa, 01 November 2011

Tentang Cinta

Tentang Cinta, beragam sekali maknanya, namun goresan kata di bawah ini, akan membawamu terbang pada sebuah pemahaman kenapa cinta diciptakan.  


Cinta adalah akad dan perjanjian…
Cinta adalah airnya kehidupan bahkan ia adalah rahasia kehidupan…
cinta adalah kelezatan ruh bahkan ia adalah ruh kehidupan…
Dengan cinta menjadi terang semua kegelapan…
akan cerah kehidupan…
akan menari hati…
dan akan bersih qalbu…
Dengan cinta semua kesalahan akan dimaafkan
dengan cinta semua kelalaian akan diampunkan
dengan cinta akan dibesarkan makna kebaikan
kalaulah bukan dengan cinta,
maka tidak akan saling meliuk satu dahan dengan dahan yang lainnya,
Kalaulah bukan karena cinta tidak akan merunduk rusa betina kepada pejantannya
tidak akan menangis tanah yang kering terhadap awan yang hitam,
dan bumi tidak akan tertawa terhadap bunga pada musim semi
(Ustadz Armen Halim Naro rahimahullah dalam kitab buhul cinta)