Rabu, 14 Agustus 2013

KUE SUPERMARKET VS KUE KARUHUN




saat semuanya sudah serba canggih, praktis, mudah, dan instan, tetap saja selalu ada ruang special untuk hal-hal yang dibuat dengan kesungguhan, cinta, dan proses yang panjang. ~ Etha

Lebaran selalu saja menjadi momen yang special, entah oleh takbir yang dikumandangkan di masjid-masjid, baju dan sepasang sepatu baru, petasan dan kembang api, ketupat sayur dan uli (gemblong), kumpul bersama sanak family, juga dengan kue karuhun yang dibuat special oleh ibu, nenek, atau bibi.

Saya menyebutnya kue karuhun, bagi yang bukan orang sunda, karuhun berarti nenek moyang, jadi, kue karuhun berarti kue warisan nenek moyang, lebih singkatnya kue tradisional khas daerah masing-masing, seperti di kampung saya ada yang disebut kue cingcin yang di buat dari tepung beras, digoreng, berwarna coklat dan bentuknya yang seperti cincin atau donat, atau kue gipang yang bentuknya jajar genjang, rasanya manis, dan dibuat dari beras, atau juga kue aci, wajik, rangginang, ranggining, rampeyek sampai kembang goyang.

Lalu apa hubungannya dengan kue supermarket?

Baiklah, sebelum saya membahas lebih jauh tentang kue supermarket vs kue karuhun ini, ada baiknya saya kategorikan dulu jenis kue supermarket itu apa saja.

Dari nama nya saja, kue supermarket, pastilah berbagai jenis kue yang dijual atau di beli di supermarket, paling tidak di minimarket-minimarket yang kini yang sudah menjamur dan masuk ke desa-desa seperti halnya alfamart dan indomart. Contohnya seperti tanggo, nissin, butter cookis, khongguan, dan sederet merk terkenal lainnya.

Karena di jualnya di supermarket atau mini market, sudah barang tentu dibuatnya juga di pabrik, oleh orang – orang yang entah siapalah itu, kemudian di kemas dalam kaleng-kaleng yang menarik, diiklankan di TV, agar diserbu oleh para pembeli. Hanya tinggal merogoh kocek dan membayarnya di kasir, kita sudah bisa mendapatkan dan menikmati kue-kue tersebut dalam waktu tidak lebih dari lima menit, tanpa harus berkeringat, berkotor ria dengan tepung, juga tanpa melewatkan sinetron ramadhan kesukaan kita ataupun jauh-jauh dari Hp kesayangan buat up date status di FB atau BBM-an.

Sedangkan kue karuhun? Aduhai, kebalikan dari kue supermarket tadi, jangan ditanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya, sudah pasti gak bakal sempet up date status di Fb atau BBM-an dengan teman, belum keringat dan baju yang kotor oleh tepung, dan tentu saja dana yang justru lebih extra untuk membeli bahan-bahannya di zaman BBM naik ini.

Tapi, teman, tentu saja selalu ada ruang special untuk hal-hal yang dibuat dengan kesungguhan, cinta, dan proses yang panjang. Bukankah baju dari kain sutra dan batik tulis lebih special dan mahal harganya dibanding baju yang made in pabrik? Atau barang-barang handmade lain yang unik seperti tas rajut, sepatu, dan lain sebagainya, selalu special dan di jual di tempat-tempat yang juga special?

Maka, kue karuhunpun tentu saja memiliki ruang yang special, ruang yang khusus di hati kita. Tidak percaya? Coba saja survey, Tanya ke teman-teman, sahabat, atau kenalan kita, kue lebaran apa yang paling ingin mereka nikmati pas kumpul dengan keluarga? Saya percaya kue karuhun atau kue tradisional pasti disebutkan dalam daftar tersebut.

Di sisi lain, sadar atau tidak sadar, selalu saja ada keinginan membandingkan dan penasaran ingin mencicipi rasa kue karuhun yang sama di rumah teman atau tetangga kita dengan kue karuhun yang dibuat oleh ibu kita di rumah bukan? Dan hal tersebut tentu tidak berlaku pada kue-kue minimarket yang sudah pasti punya rasa yang sama jika masih satu merk walaupun di meja ruang tamu kita dan tetangga kita ada. Karena tidak lucu saja rasanya, jika kita merasa penasaran ingin mencicipi banget bagaimana rasanya wafer tanggo di rumah teman, padahal di rumah kita juga ada.

Satu hal yang harus disyukuri, bahwa walau sederas apapun kue-kue modern menggoda ibu-ibu kita, lewat iklan di TV atau minimarket yang Cuma beberapa langkah dari rumah, ibu-ibu kita, nenek-nenek kita, masih tetap menjaga warisan kuliner kue hari raya, dengan tetap membuatnya dengan penuh cinta dan kesungguhan, mengemasnya dalam kaleng-kaleng bekas wafer bermerk, menghidangkannya di meja ruang tamu, dan tentu saja membuat kita “tertipu” untuk kemudian terseyum geli saat kita membuka kaleng wafer Tanggo atau khongguan dengan bersemangat tapi yang kita lihat di dalamnya malah kue karuhun yang sudah kita anggap tidak up to date. Tapi justru disitulah satu lagi letak spesialnya bukan?

So, mari lestarikan kue karuhun kita, agar anak cucu kita nanti selalu punya ruang yang special di hatinya saat hari raya, merindui kue karuhun special buatan tangan ibu atau neneknya. : )







#tulisan ini terisnpirasi dari sebuah sms pagi hari dari seseorang yang berbunyi “dihimbau untuk tetap hati-hati, pasca lebaran nie banyak makanan-makanan palsu, dan itu sudah saya alamilangsung kejadiannya, kebanyakan makanan palsu tersebut bermerk Khongguan, Tanggo, Nissin, jenis makanannya wafer ternyata isi di dalamnya rangginang, teng2, rampeyek, kembang goyang, dan yang paling hebat lagi isinya kue cingcin.” 

picture is by edeendangwahyuni 

TUA




TUA

Aku terkenang nenek dari bapak  yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu. Rambutnya yang memutih sempurna, wangi tubuhnya yang apek , kulitnya yang keriput, dan tentu saja gigi-giginya yang ompong dan hitam.

Kecantikan fisik masa muda, raib sudah dimakan waktu, namun kebaikan hatinya, semangat hidupnya, perhatian-perhatiannya padaku sebagai cucunya, selalu saja membuatku rindu. 

TUA

Aku menyesal saat membaca sebuah mitos tentang mata air abadi. Konon, orang yang dapat menemukannya, kemudian meminumnya atau menggunakannya, dijamin akan awet muda dan berumur panjang. Maka ratusan bahkan ribuan orang berlomba mencari keberadaan mata air abadi itu, menjelajah setiap gunung, hutan di segala penjuru dunia dengan mengorbankan apa saja yang dimilikinya. Hei, siapa yang tidak silau akan mata air itu, bahkan segunung emas pun jika memilikinya, akan rela dijual demi setetes mata air awet muda tersebut. Alasannya  sangat klasik, semua orang tidak mau tua dan cepat-cepat bau tanah.

TUA

Aku membuka lembaran album foto keluarga, memandangi foto-foto Polaroid hitam putih, seorang balita nyaris tanpa sehelai rambutpun di kepalanya, pipi tirus yang tidak menggemaskan, tersenyum ragu-ragu dalam dekapan seorang laki-laki muda yang juga kurus dan berambut  gondrong dengan kemeja lusuh  yang kebesaran.
Aku tersenyum, kemudian beranjak pada foto berikutnya, foto berwarna di sebuah studio, ada aku yang sudah berkerudung, masih tetap kurus  dengan lengan kanan tersampir di bahu adikku yang duduk di kursi plastic studio.
Aku kembali tersenyum, dan beranjak pada foto keluarga, ada aku yang mengenakan toga di apit oleh ibu, dua adikku, dan bapak yang sudah gemuk dan terlihat mapan. Semuanya tersenyum bahagia saat sinar blitz kamera menerpa wajah kami.

TUA

Dengan semangat sekali aku menawarkan produk kecantikan Anti Aging pada ibu, entah kenapa akhir-akhir ini ibu selalu kurang PD dengan bintik hitam yang menghiasi pelipisnya. Bisa jadi karena Termakan iklan di TV yang menawarkan cream anti-aging yang ‘katanya’ bisa membuat wajah seorang wanita berumur 4o tahun-an terlihat seperti 20 tahun-an. Iklan yang sangat profokatif dan tepat sasaran. Namun tetap saja, iklan tetaplah sebuah iklan.


TUA

Aku selalu  merasa takjub, buntu, dan aneh jika masuk ke dalam kata itu. rambut putih dan kulit keriput nenek , Mitos mata air abadi, , sampai  cream anti aging yang mewartakan bahwa Ke-Tua-an dapat ditangkal dengan hanya mengeluarkan kocek kurang dari seratus ribu.

Namun, tetap saja, sehebat apapun iklan cream anti aging itu, ke-tua-an tetap saja  datang menghampiri kita, lewat lembaran foto yang membekukan waktu, kita bisa melihat bahwa ke-tua-an secara absolut selalu hadir dalam jejak-jejak langkah dan bayang-bayang kita.

TUA

Hei, siapa yang tidak ingin selalu muda, kalau bisa bahkan kita ingin hidup seribu tahun lagi.

TUA

Seperti penyakit  berbahaya  yang ditakuti, namun kita selalu lupa, bahwa ternyata Tuhan memiliki kuasa untuk   tidak selalu  menjadikan semua orang  menjadi  tua, bukan? dengan cara memotong jatah umur  justru di saat kita masih muda

TUA
apakah kita akan bertemu dan menjadi teman? Seperti  angin dan awan hitam sesaat sebelum turun hujan.


picture is from here: www.30menit.com 

EPISODE ANAK CIBERANG III

Percayalah!
Sampai kapanpun,
Aku akan tetap bangga
Menjadi anakmu,
Kanak kecil
Yang suka bermain-main
Di riakmu,
Di atas cadas licinmu,
Atau memunguti kerikil
Yang terlanjur kuangap
Pualam mungil

Walau sungguh,
Aku dianggap tidak pernah
Menyelam
Dan mencuci kaki
Dalam dekapan beningmu,
Dan menjadi alien
Di bawah langit
Yang masih sama
Memayungimu sejak dulu

EPISODE ANAK CIBERANG II



Oh Ciberang!
aku memanggilmu
Ibu, 
Tempat tumpahkan 
Tangis kanak-kanakku
Dalam riakmu 
Yang tidak pernah
Berhenti tersenyum
Hanyutkan duka polosku 
Sampai ke laut selatan

Tapi kini,
Saat kaki kecilku
Tumbuh menciptakan 
Jejak seorang muda
Masih pantaskah aku 
Memanggilmu
Ibu?

Dalam balutan baju 
Yang kebesaran
Aku terlihat aneh dan asing 
Bagi orang-orang 

Selasa, 13 Agustus 2013

Episode anak Ciberang 1




Geliat Pemuda Ciberang 
Kini semakin bersinar terang
Kalahkan 
Pendar lampu jalan 
Di perempatan 
Tapi, 
Aku masih terkungkung 
Sendiri 
Dalam keramaian 
Yang tidak aku pahami

Rabu, 07 Agustus 2013

ELEGI 'ID II


'Id

Aku mencari namamu
Dalam pendar bunga api
Di atas langit malam

Aku mencari suaramu 
Dalam pekak mercon 
Yang diledakan kanak itu

Aku mencari nafasmu
Dalam takbir di speaker masjid 
Yang sumbang

Tapi,
Yang kutemukan 
Hanya
Gelap,
Sunyi,
Dan parau
  


Picture from here: www.armetra.com

ELEGI 'ID I


'Id,
Sudah keberapa kali kita bertemu?
24 atau 23
Tapi rasanya
Tawar saja

Hanya petasan bisu
Dan kembang api yang menyala
Tanpa cahaya
Juga, 
Takbir yang menjelma sunyi
Di corong menara


                                          Sajira, 1 Syawal 1434 H
                                                     8 Agustus 2013



picture from here: httpwww.umno-online.

Selasa, 06 Agustus 2013

FLOWERS COME INTO BLOSSOM

Have you watched "Always/Only You" movie?  that was starred by (So Ji-Sub), a very famous and talented Korean actor,  and (Han Hyo-Joo), a beautiful Korean actress. Yups,  this romantic movie will teach us about the meaning of true love. love that full of sacrifice and loyal. 

I like this melodrama movie so much, not because it was starring by So Ji Sub, my favorite Korean actor, but it is so touching, and heart-breaking, make me cry  a lot but feeling warm and happy like in the spring.

feeling curious? 
don't miss it!




this is number 1 sound track of this movie which I love very much. it's melody make me feel  like I am in the spring. although, I never know and feel how the spring is (because i live in the country which has only two seasons) , but  I can feel how beautiful it is, the fragrant of blossom flower, the fragrant of petals, the bright sky  and the smiley sun that can warm your lonely heart.

i wish I could feel the real spring someday in any country that has four seasons, but if it's not come true, I wish I could feel the "beautiful spring" with someone I've been waiting for, "the beauty of the spring" with the blooming flowers in my heart.  


here is the lyric of Korean version and it's translation in English, 

LET'S SING!

 
kkochi pi ne yo, nae maeume do
dang shineun hyang giro un, bom igun yo

kkot ipi gadeuk, nal ikkeu ne yo
geudae ye pum aneuro
bbajyeo ga yo, Oh
danshini gun yo, naega gidaryeo on geu saram
na honja, eolmana, wiro wo haet neunji
kkochi pi ne yo, hangsang gyeo ul gat deon nae mame
ttaddeut han, geudae ye, maeumi nareul ana june yo
honjaseo sedeon, bam haneul byeol deul
geudae ye dunun ane, da it gun yo

son garak geol go, yaksok haejwo yo
dashi neun honja geodji
anhget dago, mmm
dangshini ye yo, naega gidaryeo on han saram
na honja, eomlana, sseulsseul haesseot neunji
kkochi pyeot ne yo, hangsang gyeo ul gatdeon nae mame
ttaddeut han, geudae ye, soni nareul jaba ju ne yo
danshini gun yo, naega gidaryeo on geu saram
na honja, eolmana, wiro wo haet neunji
kkochi pi ne yo, hangsang gyeo ul gat deon nae mame
ttaddeut han, geudae ye, maeumi nareul ana june yo


Translation:
Flowers are blooming even in my heart
You are a fragrant spring
Flower petals are leading me
Making me fall into your embrace
It’s you – the person I’ve been waiting for
I guess I was lonely by myself
Flowers are blooming in my heart that was always winter
Your warm heart is holding me
The stars in the night sky that I used to count alone
Are all in your two eyes
Pinky swear and promise me
That I won’t ever walk alone again
It’s you – the person I’ve been waiting for
I guess I was lonely by myself
Flowers are blooming in my heart that was always winter
Your warm heart is holding me

Lyric is taken from here :  http://snsdlyrics.wordpress.com/2011/10/18/alex-horan-flowers-bloom/


Senin, 05 Agustus 2013

Ada yang Datang dan Pergi

Apa yang paling misteri dalam hidup ini?
sesuatu yang paling gelap, dan tidak bisa kita tangkap walau hanya segaris siluet dari tanda-tandanya.

umur.

kapan dan dimana Ia akan memotong jatah umur kita di dunia ini.


5 hari sebelum Lebaran idul fitri 1433 H.
aku akan selalu mengenang hari itu, sebagai tanda bahwa kematian benar-benar hak mutlak Tuhan atas manusia yang telah dicptakannya.

kemarin tepat setahun tetanggaku, teman kecilku, Rosita, meninggalkan dunia fana ini, meninggalkan keluarga yang mengasihinya, juga meninggalkan seorang bayi mungil yang dilahirkannya dengan penuh perjuangan.

mendadak?
sangat. tapi kuasa Tuhan siapa yang bisa menghalangi?

dan kita hanya bisa berkata, "mungkin sudah harus seperti itu jalan yang dikehendaki"

bolehkah terus menyimpan luka?

ah, sehebat apapun luka yang pernah menyapa, tetap saja waktu akan membasuhnya, hanya saja bagi orang tua  teman ku ini, luka dan duka yang tertoreh atas meninggalnya anak perempuan mereka mungkin akan sulit dibasuh  oleh sang waktu.

betapa tidak? bayi laki-laki mungil yang ditinggalkan itu, setiap saat selalu menjadi penanda bahwa sang ibu yang seharusnya kepadanya ia menyusu, telah tiada justru saat ia baru membuka mata untuk yang pertama kalinya melihat dunia.

 seperti kata pepatah "ada yang datang dan ada yang pergi"
seperti itulah hidup yang harus dijalani, tapi seberapa perihpun, kenyataan yg harus dihadapi, Tuhan selalu punya alasan terbaiknya yang disimpannya sebagai hadiah terindah di kemudian hari.



untuk Ros, 
semoga Allah SWT  membayar perjuanganmu dengan surga yang indah di sisiNya. amin. 

 



Aku tak ingin


Aku tak ingin
seperti matahari
yang tergesa terbit
menemui pagi
mengeja kata itu
menjadi barisan puisi
yang bisa pupus
dalam sehari

Aku tak ingin
seperti senja yang terburu
benamkan cakrawala
mengeja rasa itu
menjadi barisan sajak
tanpa remah makna


Minggu, 04 Agustus 2013

Menara Hijau

Untuk paman,

Ada yang tak kau ketahui
tapi,
aku tahu

Menara Hijau
Di bawah langit fajar
berkelindan
menyapa kabut dini hari

Ah, betapa malunya!
cahayanya yang bisu
mampu menangkap
ada yang berkerjap
di sudut hatiku yang gelap

 saat tikus got berkejaran
saat purnama sempurna tidak datang
saat keluarga pasien masih bergelimpangan
terlelap di teras-teras ruang inap
kelelahan

Ada yang tak kau ketahui
tapi,
aku tahu,

Menara hijau
di bawah langit fajar
cahayanya yang bisu
mampu menangkap
kerjap mataku
yang malu
walau sesaat menatap matamu

      
                                              RSUD AdjiDarmo
                                              20 Ramadhan 1434 H