Selasa, 21 Februari 2012

And The Reason Is You ...


Selain parfum, lagu atau music adalah sesuatu yang bisa mengingatkanku pada sebuah kenangan, pada sebuah ruang waktu yang telah berlalu namun pernah meninggalkan kesan yang begitu dalam di hati.seperti saat ini, saat aku tidak sengaja menemukan lagunya Hoobastank "the reason" dan memutarnya di MP3, seketika aku seperti berada dan kembali pada sebuah ruang dan waktu, musim hujan, tanah yang basah, gerimis yang terus mengguyur, kaca jendela yang berembun, dan... namamu yang terus berputar di benakku, di hatiku. 

Tentu saja kisahku tidak sama dengan seseorang yang diceritakan dalam lagu ini, seseorang yang harus meninggalkan kekasihnya karena ia telah menyakiti perasaannya. namun, saat sang vokalis sampai pada kalimat "and the reason is you ..." kata-kata itu seperti memantul jauh ke kedalaman hatiku. dan kau tahu? kamu adalah alasan mengapa aku merasa bahagia dan damai saat bersamamu. kamu adalah alasan mengapa aku merasa bahagia saat melihat sebuah senyum tersungging di bibirmu, dan ... kamu adalah alasan mengapa aku jatuh cinta.   


I'm not a perfect person
There's many things I wish I didn't do
But I continue learning
I never meant to do those things to you
And so I have to say before I go
That I just want you to know

I've found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

I'm sorry that I hurt you
It's something I must live with everyday
And all the pain I put you through
I wish that I could take it all away
And be the one who catches all your tears
That's why I need you to hear

I've found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

And the reason is you
And the reason is you
And the reason is you

I'm not a perfect person
I never meant to do those things to you
And so I have to say before I go
That I just want you to know

I've found a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you

I've found a reason to show
A side of me you didn't know
A reason for all that I do
And the reason is you

Selasa, 14 Februari 2012



"Ku lihat akun Fbmu deactive"
 sapamu tiba-tiba

Aku sengaja mengacuhkanmu dan terus menekuri hp jadulku  mengetik sesuatu.

"Hmmm... coklat itu terlihat begitu lezat! kamu tahu dimana aku bisa membelinya?"

Aku masih mengacuhkan pertanyaanmu.

"Hei lihat! boneka Teddy Bear yang diberikan laki-laki itu pada pacarnya lucu sekali ya?"

Reflek aku menoleh ke arah sepasang remaja yang sedang duduk di bangku pojok sana. Kamu benar, boneka itu memang lucu dan imut sekali. "betapa beruntungnya gadis itu" bisikku dalam hati.

"Memang hari ini tanggal berapa?"
kau kembali melontarkan pertanyaan.

aku menyerah, dan menjawab kesal "lihat saja di kalender!" 

beberapa detik berlalu dan,
"Oh pantas saja, kenapa sejak tadi kuperhatikan, nona manis di depanku ini terlihat murung, sedih dan kecewa, ha...ha...ha...!ternyata... "

"ternyata apa? tanyaku garang
"ternyata ada yang lagi sedih karena belum mendapat hadiah special hari ini. hi...hi...hi..." jawabmu sambil tertawa. aku langsung berdiri saat itu juga dan melenggang pergi dengan gondok di hati. 

"Hei! masa gitu aja marah?? aku kan bercanda, kawan"

aku masih memasang wajah cemberut.

"ok...ok... please forgive me, if my joke hurts your heart!!!"kamu meminta maaf.

"aku tidak marah, aku hanya kesal padamu" jawabku. 

"Ok, Vin, aku tahu kamu sedang sensitive dengan hal-hal yang berbau perasaan, aku ngerti kamu sedang kecewa, kamu sedang galau, kamu sedang patah hati, aku ngerti ,Vin, ngerti banget. tapi, sampai kapan kamu akan terus seperti ini? terus menerus kecewa, terus menerus menutup dirimu dari kenyataan, dan...tentu saja menonaktifkan akunFBmu, " 

Aku terdiam, membeku. menekuri gerimis yang mulai jatuh dari langit. 

"Vin, coba kau lihat pohon mangga itu! perhatikan pucuk-pucuknya!"

aku menurut, menoleh dan memperhatikan pucuk-pucuk daun mangga itu.

"Seperti daun, ada masanya ketika ia harus menguning, kecoklatan, kemudian tertiup angin dan jatuh ke tanah, namun tangkai yang ditinggalkannya SELALU dan PASTI menumbuhkan kuncup baru yang lebih muda, lebih indah,  dan seperti itulah CINTA. ada masanya saat ia memang harus pergi meninngalkan hatimu, namun percayalah akan datang cinta lain yang lebih indah, lebih berwarna, lebih membuatmu bahagia, kau percaya padaku, Vin?"

aku mengganguk dan tersenyum lembutmu. 

Jumat, 03 Februari 2012

"Pengajian"

"Sudah berapa lama  kau tidak  menginjakkan kaki di pengajian?"

Kau tiba-tiba datang dan mengajukan pertanyaan bodoh seperti itu padaku. aku tersenyum geli, dan meneruskan kembali bacaan. 

"Hei, kok malah tersenyum? apanya yang lucu?" 

Kau sedikit tersinggung. Maka, dengan sangat terpaksa aku membuka mulutku, melipat halaman buku yang sedang aku baca dan menoleh padamu. 

"Memang tidak ada yang lucu, sobat,  tapi aku hanya merasa sedikit geli. untuk apa pula kau tanyakan pertanyaan seperti itu padaku, bukankah kau juga sudah tahu kalau aku tidak pernah lagi pergi ke pengajian sejak lulus SD? dan sekarang, aku bahkan sudah lulus kuliah, jadi hitung saja sendiri berapa lama aku tidak menginjakan kakiku di pengajian, lagipula bukankah pengajian itu hanya untuk anak-anak seusia SD, juga ibu-ibu  dan bapak-bapak yang sudah tua renta, bukan untuk seusiaku yang masih muda belia seperti ini, iya nggak?he...he... " 

"hmmm...  pantas saja!" jawabmu sambil mencibir. 

"Maksudmu pantas saja gimana?" tanyaku penasaran. 

"Pantas saja, jika saat ini tidak terhitung pasangan-pasangan muda seusiamu bahkan yang dibawah usiamu  "menikah dini" gara-gara "accident", belum yang melakukan aborsi, yang sekarat karena Narkoba   juga sudah bukan ratusan lagi jumlahnya,  dan terakhir  yang menjadikan tawuran, mabuk2kan, ngobat,  dan bunuh diri  sebagai  penyelesaian atas setiap permasalahan, bahkan sebagai lifestyle, sudah ribuan bahkan jutaan jumlahnya. bukankah mereka juga sama sepertimu? menganggap bahwa pengajian itu adalah tempat untuk anak-anak kecil yang masih ingusan dan orang-orang tua yang sudah bau tanah?" 

"hei...hei...kenapa pembicaraanmu jadi ngaco seperti ini, kawan? janganlah kau bawa-bawa masalahku yang tidak pernah lagi ke pengajian ini dengan berbagai kenakalan anak muda itu! aku tidak terima disamakan dengan mereka!" protesku dengan air muka merah padam. 

"baiklah-baiklah! aku minta maaf, aku tidak bermaksud menyamakanmu dengan mereka, hanya saja ada sesuatu yang mengganjal di hatiku, dari banyaknya acara pengajian baik yang diadakan di  kampung  kita,  ataupun acara pengajian yang disiarkan oleh hampir stasiun TV setelah shubuh setiap harinya, hanya 1 : 1000 pengajian yang dihadiri oleh para remaja dan anak muda.bahkan, bisa dikatakan hampir tidak ada pengajian yang berbasis remaja  atau anak muda. dan aku berfikir, mungkin saja ini ada kaitannya dengan anggapan mereka seperti halnya anggapanmu bahwa pengajian itu hanya untuk orang-orang tua dan anak-anak kecil yang masih mengeja a ba ta tsa. menurutmu bagaimana, kawan?"

Aku terdiam tidak bisa menjawabnya, namun benakku membenarkan semua kata-katanya.

"Aha...! aku punya ide, bagaimana jika kau saja yang mengadakan pengajian khusus untuk remaja dan anak muda itu, kawan? bukankah kau ini lulusan pesantren? yah...sebagai permulaan kau bisa mencobanya dengan mengajak anak-anak muda dan remaja di sekitar sini. bagaimana? kau setuju dengan ide briliantku?" tanyamu berapi-api. 

Namun, tiba-tiba saja lidahku terasa kelu, Aku tidak bisa menjawab sepatah katapun. 
"ide kawanku ini memang sangat-sangat cemerlang, tapi entah kenapa "pengajian" seakan menjadi tempat yang sangat asing bagiku, jadi mana mungkin aku bisa membangun sebuah pengajian apalagi pengajian khusus remaja dan anak muda, lagipula, aku ini siapa? jangankan membentuk sebuah pengajian, sholat lima waktu saja aku masih malas-malasan." kataku pesimis.  

"aku tahu kau pesimis, kawan, namun aku akan berdoa agar Tuhan menggantikan rasa pesimismu itu dengan rasa optimis yang menyala-nyala" kau berkata dengan sangat bijak. 

Di luar jendela, gerimis masih turun dengan hikmat, aku mengamini doa kecilnya dalam hati.