Rabu, 14 Agustus 2013

TUA




TUA

Aku terkenang nenek dari bapak  yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu. Rambutnya yang memutih sempurna, wangi tubuhnya yang apek , kulitnya yang keriput, dan tentu saja gigi-giginya yang ompong dan hitam.

Kecantikan fisik masa muda, raib sudah dimakan waktu, namun kebaikan hatinya, semangat hidupnya, perhatian-perhatiannya padaku sebagai cucunya, selalu saja membuatku rindu. 

TUA

Aku menyesal saat membaca sebuah mitos tentang mata air abadi. Konon, orang yang dapat menemukannya, kemudian meminumnya atau menggunakannya, dijamin akan awet muda dan berumur panjang. Maka ratusan bahkan ribuan orang berlomba mencari keberadaan mata air abadi itu, menjelajah setiap gunung, hutan di segala penjuru dunia dengan mengorbankan apa saja yang dimilikinya. Hei, siapa yang tidak silau akan mata air itu, bahkan segunung emas pun jika memilikinya, akan rela dijual demi setetes mata air awet muda tersebut. Alasannya  sangat klasik, semua orang tidak mau tua dan cepat-cepat bau tanah.

TUA

Aku membuka lembaran album foto keluarga, memandangi foto-foto Polaroid hitam putih, seorang balita nyaris tanpa sehelai rambutpun di kepalanya, pipi tirus yang tidak menggemaskan, tersenyum ragu-ragu dalam dekapan seorang laki-laki muda yang juga kurus dan berambut  gondrong dengan kemeja lusuh  yang kebesaran.
Aku tersenyum, kemudian beranjak pada foto berikutnya, foto berwarna di sebuah studio, ada aku yang sudah berkerudung, masih tetap kurus  dengan lengan kanan tersampir di bahu adikku yang duduk di kursi plastic studio.
Aku kembali tersenyum, dan beranjak pada foto keluarga, ada aku yang mengenakan toga di apit oleh ibu, dua adikku, dan bapak yang sudah gemuk dan terlihat mapan. Semuanya tersenyum bahagia saat sinar blitz kamera menerpa wajah kami.

TUA

Dengan semangat sekali aku menawarkan produk kecantikan Anti Aging pada ibu, entah kenapa akhir-akhir ini ibu selalu kurang PD dengan bintik hitam yang menghiasi pelipisnya. Bisa jadi karena Termakan iklan di TV yang menawarkan cream anti-aging yang ‘katanya’ bisa membuat wajah seorang wanita berumur 4o tahun-an terlihat seperti 20 tahun-an. Iklan yang sangat profokatif dan tepat sasaran. Namun tetap saja, iklan tetaplah sebuah iklan.


TUA

Aku selalu  merasa takjub, buntu, dan aneh jika masuk ke dalam kata itu. rambut putih dan kulit keriput nenek , Mitos mata air abadi, , sampai  cream anti aging yang mewartakan bahwa Ke-Tua-an dapat ditangkal dengan hanya mengeluarkan kocek kurang dari seratus ribu.

Namun, tetap saja, sehebat apapun iklan cream anti aging itu, ke-tua-an tetap saja  datang menghampiri kita, lewat lembaran foto yang membekukan waktu, kita bisa melihat bahwa ke-tua-an secara absolut selalu hadir dalam jejak-jejak langkah dan bayang-bayang kita.

TUA

Hei, siapa yang tidak ingin selalu muda, kalau bisa bahkan kita ingin hidup seribu tahun lagi.

TUA

Seperti penyakit  berbahaya  yang ditakuti, namun kita selalu lupa, bahwa ternyata Tuhan memiliki kuasa untuk   tidak selalu  menjadikan semua orang  menjadi  tua, bukan? dengan cara memotong jatah umur  justru di saat kita masih muda

TUA
apakah kita akan bertemu dan menjadi teman? Seperti  angin dan awan hitam sesaat sebelum turun hujan.


picture is from here: www.30menit.com 

2 komentar: