TUA
Aku terkenang nenek dari bapak yang sudah meninggal sepuluh tahun lalu.
Rambutnya yang memutih sempurna, wangi tubuhnya yang apek , kulitnya yang keriput, dan tentu saja gigi-giginya yang
ompong dan hitam.
Kecantikan fisik masa muda, raib sudah dimakan waktu,
namun kebaikan hatinya, semangat hidupnya, perhatian-perhatiannya padaku
sebagai cucunya, selalu saja membuatku rindu.
TUA
Aku menyesal saat membaca sebuah mitos tentang mata
air abadi. Konon, orang yang dapat menemukannya, kemudian meminumnya atau
menggunakannya, dijamin akan awet muda dan berumur panjang. Maka ratusan bahkan
ribuan orang berlomba mencari keberadaan mata air abadi itu, menjelajah setiap
gunung, hutan di segala penjuru dunia dengan mengorbankan apa saja yang
dimilikinya. Hei, siapa yang tidak silau akan mata air itu, bahkan segunung
emas pun jika memilikinya, akan rela dijual demi setetes mata air awet muda
tersebut. Alasannya sangat klasik, semua
orang tidak mau tua dan cepat-cepat bau tanah.
TUA
Aku membuka
lembaran album foto keluarga, memandangi foto-foto Polaroid hitam putih,
seorang balita nyaris tanpa sehelai rambutpun di kepalanya, pipi tirus yang
tidak menggemaskan, tersenyum ragu-ragu dalam dekapan seorang laki-laki muda
yang juga kurus dan berambut gondrong dengan
kemeja lusuh yang kebesaran.
Aku tersenyum, kemudian beranjak pada foto berikutnya,
foto berwarna di sebuah studio, ada aku yang sudah berkerudung, masih tetap
kurus dengan lengan kanan tersampir di
bahu adikku yang duduk di kursi plastic studio.
Aku kembali tersenyum, dan beranjak pada foto
keluarga, ada aku yang mengenakan toga di apit oleh ibu, dua adikku, dan bapak
yang sudah gemuk dan terlihat mapan. Semuanya tersenyum bahagia saat sinar
blitz kamera menerpa wajah kami.
TUA
Dengan semangat sekali aku menawarkan produk
kecantikan Anti Aging pada ibu, entah
kenapa akhir-akhir ini ibu selalu kurang PD dengan bintik hitam yang menghiasi
pelipisnya. Bisa jadi karena Termakan iklan di TV yang menawarkan cream anti-aging yang ‘katanya’ bisa
membuat wajah seorang wanita berumur 4o tahun-an terlihat seperti 20 tahun-an.
Iklan yang sangat profokatif dan tepat sasaran. Namun tetap saja, iklan
tetaplah sebuah iklan.
TUA
Aku selalu
merasa takjub, buntu, dan aneh jika masuk ke dalam kata itu. rambut putih
dan kulit keriput nenek , Mitos mata air abadi, , sampai cream anti aging yang mewartakan bahwa
Ke-Tua-an dapat ditangkal dengan hanya mengeluarkan kocek kurang dari seratus
ribu.
Namun, tetap saja, sehebat apapun iklan cream anti
aging itu, ke-tua-an tetap saja datang
menghampiri kita, lewat lembaran foto yang membekukan waktu, kita bisa melihat
bahwa ke-tua-an secara absolut selalu hadir dalam jejak-jejak langkah dan bayang-bayang
kita.
TUA
Hei, siapa yang tidak ingin selalu muda, kalau bisa bahkan
kita ingin hidup seribu tahun lagi.
TUA
Seperti penyakit
berbahaya yang ditakuti, namun
kita selalu lupa, bahwa ternyata Tuhan memiliki kuasa untuk tidak selalu
menjadikan semua orang
menjadi tua, bukan? dengan cara
memotong jatah umur justru di saat kita
masih muda
TUA
apakah kita akan bertemu dan menjadi teman? Seperti angin dan awan hitam sesaat sebelum turun
hujan.
picture is from here: www.30menit.com
dan menurutku, tua adalah salah satu jalan yg mendekatkan kita kepada-Nya. ^.^
BalasHapusbener mel : )
BalasHapus