Sabtu, 12 November 2011

Politik Praktis Mahasiswa, Manis Tapi Miris

Tadi pagi, beresin buku-buku dan berkas-berkas lama yg udah bulukan dan berdebu, yang berantakan sehabis mencari buku History of islamnya adik saya kemarin. dan...surprise! saya menemukan 3 lembar kertas gambar untuk mewarnai yang di baliknya terdapat coretan tinta tentang artikel2an yang pernah saya tulis entah kapan, tapi yang jelas itu saya tulis pas waktu kuliah, entah semester berapa, let's we check!

Politik Praktis Mahasiswa, Manis Tapi Miris 

Kampanye = Hura-Hura
Tanggal 25 sampai 27 Oktober minggu lalu, kampus diramaikan oleh berbagai partai politik kampus yang menggelar kampanye untuk pemilihan presiden dan wakil presiden tingkat Universitas sampai dengan tingkat jurusan pada tanggal 4 November besok. 
hari pertama, kampus dikuasai oleh Parma (partai reformasi mahasiswa) yang mengusung slogan " ingat tanggal 4, coblos no 4, pasti tepat, insya Allah bermanfaat", maka hampir seluruh tembok, pagar, tiang, pintu-pintu kelas, mading di setiap jurusan, bahkan tempat sampah tak luput dari tempelan pamflet yang bergambar foto-foto capres dan cawapares yang diusungnya. tidak tanggung-tanggung, pula baliho-baliho lebar sepanjang pagar yang membatasi kampus dengan jalan pesanggrahan terpampang manis di sana. satu hal, hampir semua foto yang mejeng di baliho-baliho itu tersenyum penuh semangat seakan mengajak setiap mahasiswa untuk memilihnya tanggal 4 nanti. 

Belum cukup sampai di situ, sekitar pukul 9-10anpara simpatisan dari partai berwarna hijau itu melakukan orasi dan berkeliling, beriring-iringan ke kelas-kelas, dan dari lantai- ke lantai sambil membagikan cinderamata di setiap fakultas, dan terakhir mereka pawai menelilingi kampus tercinta ini, sambil bersorak sorai penuh semangat, menarik perhatian para mahasiswa lain yang sedang beraktifitas ataupun yang sedang berlalu lalang di jalan depan fakultas. 

Hari kedua juga tidak kalah ramainya, hari rabu itu kampus dikuasai oleh PPM (Partai persatuan mahasiswa) dan PIM (Partai intlektual muslim). walaupun dua partai itu distukan di hari yang sama, namun kampanye dari masing-masing partai berjalan dengan lancar dan damai. semua atribut dan pernak-pernik dari kedua partai tersebut tidak jauh berbeda dengan hari pertama, semuanya di ditempel di dinding, mading, pintu-pintu kelas, dan di lobi-lobi fakultas. yang membedakan hanya warna pakaian yang di pakai oleh para pendukungnya. jika hari selasa, kampus dihiasi oleh warna hijau, maka pada hari ke dua itu kampus dihiasi oleh warna hitam dan biru sebagai warna simbol dari PPM dan warna putih sebagai simbol warna dari PIM.

hari berikutnya, yaitu hari kamis, kampus dikuasai oleh partai Boenga dan partai Progresif. "ritual" dan pernak-pernik yang meramaikannya juga tidak jauh beda dengan kampanye partai-partai sebelumnya, hanya saja, kampanye hari ketiga itu, kampus terlihat tidak seramai hari pertama dan kedua.. tapi walaupun demikian, partai beonga mampu menarik banyak perhatian mahasiswa lain yang sedang berlalu lalang di sekitar fakultas Tarbiyah dengan diundangnya salah satu gitaris band asal kampus ini yang sudah punya nama yaitu "Wali"

Mengamati fenomena politik praktis mahasiswa di kampus tercinta ini, memang merupakan hal yang cukup menarik untuk diperbincangkan. pada satu sisi, kita dapat melihat satu hal yang positif bahwa kampus yang disebut dengan kampus perubahan ini telah mampumempraktekan demokrasi dalam hal pemilihan pemimpinnya. naum, tidak dapat disangkal pula, bahwa terdapat banyak komentar negatif tentang fenomena politik praktis ini, terutama menyikapi kegiatan kampanyenya. banyak para dosen dan juga mahasiswa yang mengatakan bahwa kampanye ini hanyalah ajang untuk hura-hura, dan bukan untuk belajar berpolitik juga berdemokrasi yang sebenarnya.

hal tersebut wajar saja dilontarkan oleh para dosen dan mahasiswa, mengingat agenda kampanye itu selalu mengganggu aktifitas belajar mengajar yang sedang berlangsung di elas. yel-yel dan orasi-orasi yang disampaikan, bahkan tidak jarang diiringi suara derungan motor yang sengaja dikeraskan, sungguh memecahkan konsentrasi mahasiswa lain yang sedang belajar. maka tidak heran jika banyak para dosen yang mengeluh dan marah bahkan mengutuk aksi kampanye yang bising tersebut. melihat fenomena tersebut, tidaklah berlebihan jika kita mendefinisikan aksi kampanye = aksi hura-hura.

Calon Presiden = Penampilan Keren 
jika kita menilik kembali para pemimpin kita terdahulu mulai dari Soekarno sampai Susilo Bambang Yudhoyono saat ini, tidak diragukan lagi bahwa dari 6 presiden yang pernah memimpin negeri ini memang memiliki penampilan yang bisa dikatakan keren, baik "keren" dari segi fisik maupun "keren" dari segi intelektual. dan keduanya
(bersambung besok i. allah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar