"kamu percaya dengan ungkapan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik?" tanyaku di suatu pagi yang mendung.
"kenapa kau bertanya seperti itu?" kau malah balik bertanya.
"yang aku baca dalam Al-qur'an seperti itu bunyinya, dan beberapa waktu yang lalu, seorang motivator berkelas nasional menuliskan hal yang sama di halaman FBnya," jawabku.
"kemudian, beberapa orang teman yang kukenal sangat baik menikah dengan seseorang yang baik pula, dan kemarin...seseorang yang pernah "dekat" denganku akhirnya ditakdirkan oleh Tuhan menikah dengan orang lain yang jauh lebih baik dariku," aku melanjutkan.
"kau sedih tidak berjodoh dengannya, Lila?" tanyamu menohokku.
beberapa detik, aku terdiam tidak menjawab. menarik nafas panjang,
"aku sudah melewati masa sedih itu jauh sebelum aku mendengar kabar dia telah menikah, namun, satu hal yang aku ingin tanyakan pada Tuhan,"
"tentang apa?" tanyamu.
"masihkah ada seseorang yang baik disana? yang akan Ia berikan untukku?"
"tentu saja banyak, bahkan tak terbilang, tapi, yang perlu kau ketahui, dari sekian banyak yang baik itu, tidak semuanya baik untukmu, Lil,"
"maksudmu?" tanyaku dengan mata membulat.
"kau pernah makan di restoran Jepang?"
"iya" jawabku.
"di sana banyak menu yang kelihatannya enak dilidah, kan? tapi tentu saja, tidak semua yang terlihat oleh mata kita itu enak, akan enak pula saat sampai di lidah, dan akan cocok pula saat sampai di perut kita, tidak," katamu.
"tentu saja, kawan, kita kan orang indonesia, lidah kita tidak cocok untuk makanan mereka. lalu apa hubungannya jodoh dengan makanan?"
"kau pikirkan sendirilah apa hubungannya!" jawabmu sambil melenggang pergi.
"kurang asam, hei tunggu!"
kau menoleh. dan aku berlari kecil ke arahmu.
"aku percaya Tuhan yang Maha Pengasih akan memberikan seseorang yang menurutNya baik untukku," aku tersenyum dan kau mengacak rambutku,
"gitu dong! ngapain juga sekolah tinggi-tinggi kalau yang kayak gitu aja gak bisa nalar!"
"Dan satu lagi, menurut yang aku baca di FB ada yang bilang jodoh itu seperti pagi, yang tidak bisa diburu-buru kedatangannya atau juga di tolak kehadirannya, jadi, tidak usah pusing atau berkecil hati, walaupun teman-teman dan sahabat-sahabatmu sudah banyak yang menyebar undangan pernikahan, itu berarti mereka sudah sampai pada waktu "paginya" sedangkan kau masih harus menunggu malam habis dan fajar merekah di langit, tentu saja bersama jutaan bintang yang selalu siap menemani, salah satunya ya ....aku ini, he..."
"uwek...uwek...ingin muntah aku mendengarnya,"
"but, anyway, thanks so much for being one of the star who accompany my night" kataku sambil menjawil rambutmu.
pengalaman pribadikah teh echa?? :D
BalasHapushe...
Hapushe..jadi jodoh itu seperti pagi ya?
BalasHapus*thinking
salam kenal mbak,, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya :D
jadi ingat celoteh dari siapa gitu aku lupa-lupa ingat. Intinya dia mengatakan bahwa "jodoh itu berada di tahan Tuhan, kalau kita tidak mengambilnya maka akan berada di tangan Tuhan terus". Intinya ada ikhtiar :)
BalasHapusTapi benar apa kata teman yang ada di tulisan diatas, jodoh itu sudah ada, bisa ditakdirkan hadir 'pagi' atau juga bisa hadirnya agak 'sore', tergantung ikhtiarnya :).
he....bener2
Hapusdan...bisa juga datangnya malam hari selepas isya, atau malah tengan malam,
atau malah besok paginya lagi.. #lho :)
Hapus