Kamis, 23 Juni 2011

ARTIKEL 'PARENTING2NGAN" (BELAJAR BEREMPATI DARI HALUSNYA JIWA ANAK2)

Siang yang panas dengan terik matahari membakar ubun2, membawa saya ke saung kayu di belakang rumah sodara untuk berteduh, kebetulan di bawah saung kayu itu ada sebuah kolam tepatnya empang ikan lele yang tidak besar dan juga tidak terlalu dalam dan airnya berwarna hijau muda. hari itu, di rumah uyut (neneknya ibu) memang sedang ada acara masak2 untuk haulan kakek uyut yang udah meninggal 22 tahun lalu. karena nenek uyut dan kakek uyut saya adalah keluarga besar beranak dan bercucu banyak, maka acara haulan ini bisa dibilang juga sebagai acara reunian keluarga. karena dari mulai anak2nya (generasi pertama) yang s,udah hampir semua menyandang gelar 'kakek n nenek',  cucu2nya (generasi ke2) yang rata2 sudah dipanggil emak n bapak', cicit2nya (generasi ke3) yang juga sudah ada yang menikah dan punya anak, semuanya berkumpul di sana ,terutama anak2, cucu2nya dan juga cicit2nya  yang perempuan dan masih anak2 seperti saya dan dua sepupu saya (Resti n Ndes) juga tentu saja adik bungsu saya opa.

ketika saya melihat saung kayu dan empang  itu, otak imajinatif saya langsung bekerja membayangkan sebuah rakit yang ada atapnya dan kursi2 kayunya sedang berlayar di sebuah danau yang hijau dengan angin sepoi2 melambai menerpa wajahku. maka serta merta saya pun mengajak adk saya dan temannya juga dua sepupu saya ke saung kayu itu. dan naluri saya sbg guru ngaji langsung menyala saat itu juga. "ini adalah momen yang tepat untuk mengajarkan pada anak2 itu tentang pengetahuan islam dan juga huruf hijaiyah setelah beberapa minggu lamanya saya 'cuti' mengajari mereka ngaji di rumah sejak kecelakaan 3 minggu yg lalu" dan merekapun langsung berteriak menyabut ajakan saya dengan semangat dan antusias.

maka siang yang panas itu saya habiskan mengajari mereka menyanyikan lagu huruf2 hijaiyah, lagu ttg sholat 5 waktu yang liriknya saya karang2 sendiri dan nadanya saya ambil dari lagunya lucky laki berjudul 'aku bukanlahlah superman
"aku adalah anak sholeh....
aku sholat 5 waktu...
shubuh, dhuhur, ashar,
magrib, isya,
sehari semalam"
setelah itu, saya lanjutkan dengan bermain games sampai mereka capek dan kehausan, baru kemudian kami beristirahat sambil memakan 'papais' dan menikmati sejuknya angin yang berhembus menerpa wajah kami.

 ketika sedang istirahat itu, sepupu saya Resti yang seumuran dengan Opa memperhatikan tangan kanan saya yang masih dibidai dan dibalut dengan perban kain. tanpa saya duga dia bertanya "teh Eka, leunngenna masih nyeuri? (tangannya masih sakit?)" saya jawab "iya" lalu dengan binar mata serius ia bertanya lagi "ntos bisa digerakkeun? (udah bisa digerakkin belum?)" saya jawab sambil tersenyum "ntos, tapi karak jari2na (udah, tapi baru jari2nya aja)" dan saya pun menggerak2kan jari2 saya di depannya. dan iapun tersenyum manis,  memperlihatkan gigi2 kecilnya yang ompong dan berwarana kuning...

dan siang yang terik itu... saya belajar satu hal, "anak sekecil itu, sudah bisa menunjukkan rasa empatinya pada saya, lalu bagaimana dengan saya???"
sebuah pertanyaan yang tidak mudah saya jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar