Pertanyaan itu terus mengendap di benakku sejak beberapa hari yang lalu, sejak kelas perdana KMRD22 hari minggu kemarin di tutup dengan tugas “sederhana” dari Mas Gong, yaitu menulis satu paragraph tentang Rumah Dunia.
Entahlah, kenapa bagiku terasa sulit Merentangkan kata-kata hanya untuk mendeskripsikan Rumah Dunia? Padahal sebelum mengikuti KMRD22 ini aku sudah pernah kesana saat OdeKampung#4. harusnya aku lebih mudah menyelesaikan tugas perdana “sederhana” ini bukan? Maka aku kembali berusaha membuka memori tentang Rumah Dunia, tentang betapa takjubnya aku saat pertama kali datang kesana saat OdeKampung#4, pendopo-pendopo sederhana dan mungil berhias gambar anak-anak kecil di dinding-dindingnya, dengan buku dan majalah yang memenuhi setiap raknya, banner-banner bekas tentang segala kegiatan literasi yang pernah diadakan, dan tentu saja acara OdeKampung#4 itu sendiri yang sampai saat ini masih membekas di hati.
Maka aku teringat pada tagline Rumah Dunia yang pertama kali aku baca di WWW.RumahDunia.org. saat masih kuliah dulu, “Rumahku Rumah Dunia, kubangun dengan kata-kata” tagline yang sangat filosofis dan sarat makna, dan akupun jatuh cinta pada sederet kata-kata itu, menyimpannya dalam hati dan mencoba merangkai mimpi “suatu hari nanti aku juga harus ikut menyumbangkan kata-kataku pada dinding dan atap rumah dunia, tempat literasi begitu diapresiasi”
*gambar diambil dari sini WWW.lazuardibirru.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar