Saya selalu merasa resah setiap kali mendapat undangan. undangan apapun. undangan kumpul bareng alumni, undangan rapat di organisasi, undangan bacakan, terlebih undangan pernikahan dari sahabat ataupun teman. (saya kapan nyebar?) he....
Resah, karena takut pada hari H saya tidak bisa datang mengahadiri undangan tersebut. karena bagi saya, sebuah undangan adalah seperti halnya sebuah panggilan yang jika kita tidak berudzur apapun, kita wajib untuk memenuhi panggilan atau undangan itu. Makanya, kenapa saya selalu sedikit menyesalkan, jika seorang teman mengundang ke acara walimatul 'ursynya pada hari-hari kerja atau bukan pada akhir minggu, ditambah dengan lokasi yang sangat jauh dan sulit dijangkau. karena hampir 80% saya tidak akan bisa datang menghadiri undangan tersebut. dan akhirnya, saya akan merasa sangat bersalah karena tidak bisa memenuhi undangan tersebut. apalagi jika yang mengundang itu adalah sahabat dekat yang telah mengundang secara langsung tanpa perantara.
Dan, 3 hari yang lalu, saya dan keluarga (bapak, ibu, adik pertama saya) mendapat undangan dari KPU, anda tentu tahu undangan macam apa yang berasal dari KPU itu, bukan? yupz, sebuah undangan untuk memilih Pemimpin baru di Provinsi tercinta ini. saya kembali merasa resah, ketika mendapatkan undangan itu, bahkan dari jauh-jauh hari sebelum undangan tersebut benar2 datang atas nama saya. saya resah, bukan karena saya takut tidak bisa datang memenuhi undangan tersebut, toh jarak rumah saya ke tempat pemilihan suara PilGub itu hanya memakan waktu tidak lebih dari 10 menit. saya resah, justru karena saya mendapatkan undangan tersebut. andai boleh memilih, saya lebih baik tidak mendapatkan undangan tersebut, atau kalaupun saya tetap harus mendapatkannya, saya berudzur untuk datang seperti halnya adik saya yang saat ini tinggal di pondok. pertanyaannya, kenapa saya resah??? hei...bukankah ini bukan kali pertama saya mendapatkan undangan khusus tersebut?
Dan jawabnya, karena saya masih belum tahu saya harus memilih siapa di TPS nanti, dari ke3 calon yang bannernya sudah terpampang entah dari bulan apa itu, saya masih belum yakin siapakah nanti yang akan memimpin Banten dengan amanah. selain itu, dari ke3 pasangan calon tersebut, ada satu calon, yang benar2 sudah saya black list dari daftar Pemimpin yang amanah, karena kinerjanya yang menurut pengamatan saya tidak bagus selama 2 periode ia memimpinpun.
Maka, saya resah, karena diam-diam...saya juga sudah merasa muak pada pesta demokrasi ini. berapa milyar uang negara yang dihabiskan untuk membiayai pemilihan langsung para calon pemimpin ini? jawabnya tidak terhingga. dan uang rakyat yang habis tidak terhingga itu, terasa sangat sia-sia, karena para pemimpin yang dihasilkan dari pesta demokrasi ini banyak yang kemudian "amnesia" terhadap janji-janji yang mereka koar-koarkan ketika masa kampanye. dan akhirnya, bukan kesejahteraan rakyat yang dicapai, tapi kesejahteraan pribadi dan golongan.
Kembali ke undangan untuk memilih calGub yang jatuh tepat pada hari ini, di satu sisi, saya tidak mungkin mengarang2 udzur untuk tidak memenuhi undangan itu, sebenarnya saya bisa saja dengan sengaja tidak datang ke TPS untuk nyoblos, tapi seperti yang saya katakan tadi, saya selalu merasa tidak enak pada diri sendiri jika tanpa halangan apapun saya tidak memenuhi sebuah undangan. saya kemudian berencana , apa saya tetap datang saja ke TPS? namun tidak untuk memberikan suara, melainkan hanya untuk setor muka memenuhi undangan? ha...konyol sekali bukan?, lagipula saya kemudian berfikir jika saya tidak memberikan suara sama sekali, kemudian naudzubillah calon yang saya anggap tidak pantas memimpin lagi itu terpilih kembali, tidakkah saya sama saja dengan memberi kesempatan atau peluang satu suara atas kemenangannya? dan, akhirnya...resah itu lebur juga, dengan mantap saya berjalan menuju TPS bukan hanya sekedar untuk memenuhi undangan KPU, namun lebih dari itu, untuk memberikan satu suara saya, yang mudah-mudahan berkontribusi untuk perubahan Banten ke arah yang lebih baik. amiin.
Maka, saya resah, karena diam-diam...saya juga sudah merasa muak pada pesta demokrasi ini. berapa milyar uang negara yang dihabiskan untuk membiayai pemilihan langsung para calon pemimpin ini? jawabnya tidak terhingga. dan uang rakyat yang habis tidak terhingga itu, terasa sangat sia-sia, karena para pemimpin yang dihasilkan dari pesta demokrasi ini banyak yang kemudian "amnesia" terhadap janji-janji yang mereka koar-koarkan ketika masa kampanye. dan akhirnya, bukan kesejahteraan rakyat yang dicapai, tapi kesejahteraan pribadi dan golongan.
Kembali ke undangan untuk memilih calGub yang jatuh tepat pada hari ini, di satu sisi, saya tidak mungkin mengarang2 udzur untuk tidak memenuhi undangan itu, sebenarnya saya bisa saja dengan sengaja tidak datang ke TPS untuk nyoblos, tapi seperti yang saya katakan tadi, saya selalu merasa tidak enak pada diri sendiri jika tanpa halangan apapun saya tidak memenuhi sebuah undangan. saya kemudian berencana , apa saya tetap datang saja ke TPS? namun tidak untuk memberikan suara, melainkan hanya untuk setor muka memenuhi undangan? ha...konyol sekali bukan?, lagipula saya kemudian berfikir jika saya tidak memberikan suara sama sekali, kemudian naudzubillah calon yang saya anggap tidak pantas memimpin lagi itu terpilih kembali, tidakkah saya sama saja dengan memberi kesempatan atau peluang satu suara atas kemenangannya? dan, akhirnya...resah itu lebur juga, dengan mantap saya berjalan menuju TPS bukan hanya sekedar untuk memenuhi undangan KPU, namun lebih dari itu, untuk memberikan satu suara saya, yang mudah-mudahan berkontribusi untuk perubahan Banten ke arah yang lebih baik. amiin.
whooaaaa...blognya cantik bgt teh...really like it!
BalasHapusmakacih...mel! ini semua karena terinspirasi darimu...: )
BalasHapus