selalu saja punya berjuta hal
yang mengejutkanmu
membuat sel otakmu loading lebih lama
dan bertanya dalam hati, " kok bisa ya otak kecilnya berfikir sampe sana???"
Saya sangat suka anak-anak, terlebih dunia mereka yang bagi saya selalu penuh warna, tidak melulu hitam atau merah, tidak juga terjebak pada hijau ataupun kuning, apalagi abu-abu, namun lebih dari itu, bagi saya dunia mereka seperti sebuah planet bergravitasi maha tinggi yang selalu ingin menarik saya untuk sejenak terjun bebas menyelami setiap jengkal dindingnya yang tak jarang memunculkan warna-warna yang langka bahkan yang tidak pernah saya bayangkan dalam benak sempit saya.
seperti di sebuah malam yang hangat, di ruang tengah rumah kami, sambil mengeliilingi "anggota keluarga" kami yang baru (my new little brother) juga sambil memandangi Opa yang sudah terlelap tidur sampai ngiler di lantai, emak saya bercerita tentang adik kedua saya itu. Jadi adi siang, sepulang sekolah seperti biasanya dia membawa teman-temannya untuk bermain ke rumah. tapi kali ini yang ia bawa adalah teman-teman perempuannya, katanya seh mereka pada mau melihat adik baru kami "Najmi" yang baru melihat dunia dua mingguan itu. selesai memperlihatkan adik barunya yang masih merah, Opa mengajak teman-temannya untuk bermain di teras rumah, entah bermain apa, yang jelas di sela-sela mereka bermain, Emak mendengar sebuah percakapan mereka yang sungguh-sungguh unforgottable banget. terutama bagi saya.
Opa : Iin, cita-citana naon lamun tos gede (cita-citanya apa kalau sudah besar?
Iin : kami mah ndek jadi suster (saya mah mau jadi suster)
Opa : (dengan wajah tidak mau kalah langsung menyela) ih...ja kami geh ndek jadi dokter (saya juga mau jadi dokter)
Iin : jadi dokter mah kudu boga duit loba cik bapak kami geh (jadi dokter kan harus punya uang banyak kata bapak saya juga)
Opa yang memang keras kepala, tetap tidak mau kalah, ia menjawab seperti ini,
" IH...JA KAMI GEH LOBA DUIT MAH, TAPI SEEP KU ETEH KAMI"
(Saya juga banyak uang mah, tapi udah abis oleh kakak saya)
GUBRAK...!!!
Dalam hati saya langsung teriak tidak terima! dan diam-diam saya berniat kalau nanti dia bangun tidur saya ingin mendemonya terang-terangan, seperti halnya para mahasiswa yang mendemo kebijakan-kebijakan pemerintah. he...he..., eh tapi tunggu dulu, Opa tidak menyebutkan nama yang jelas di sana, apakah eteh eka ataukah eteh dede yang dia maksud. tapi bisa juga kata ETEH disana berarti dua-duanya. ha...perul analisis lebih jauh kayaknya.
saya kemudian bertanya pada Emak, apakah memang Emak pernah dengan tidak sengaja mengatakan hal serupa padanya? bukan apa-apa, benak saya masih belum bisa menerima kalau adik laki-laki saya yang hobinya nonton film kartun itu bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu. bukankah ttidak dipungkiri jika lingkungan juga orang-orang yang dekat dengannya memiliki pengaruh yang besar dalam proses penyerapan informasi yang diterimanya? namun jawab Emak seingat emak tidak pernah. tidak lama, bapak berkata dengan bijak " mungkin selama ini, setiap kita menengok Dede (adik saya yang pertama) di pondok, Opa diam-diam selalu memperhatikan Emak yang selalu meberi uang pada eteh dedenya itu. ya...walaupun ia tidak pernah tahu berapa jumlah uang yang diberikan pada etehnya itu. " saya dan Emakpun mengamini apa yang bapak katakan. ya, bisa jadi seperti itu, berarti kalau demikian, yang dimaksud Opa itu adalah eteh Dede, bukan saya, "hore..." teriak saya dalam hati.
Iin : kami mah ndek jadi suster (saya mah mau jadi suster)
Opa : (dengan wajah tidak mau kalah langsung menyela) ih...ja kami geh ndek jadi dokter (saya juga mau jadi dokter)
Iin : jadi dokter mah kudu boga duit loba cik bapak kami geh (jadi dokter kan harus punya uang banyak kata bapak saya juga)
Opa yang memang keras kepala, tetap tidak mau kalah, ia menjawab seperti ini,
" IH...JA KAMI GEH LOBA DUIT MAH, TAPI SEEP KU ETEH KAMI"
(Saya juga banyak uang mah, tapi udah abis oleh kakak saya)
GUBRAK...!!!
Dalam hati saya langsung teriak tidak terima! dan diam-diam saya berniat kalau nanti dia bangun tidur saya ingin mendemonya terang-terangan, seperti halnya para mahasiswa yang mendemo kebijakan-kebijakan pemerintah. he...he..., eh tapi tunggu dulu, Opa tidak menyebutkan nama yang jelas di sana, apakah eteh eka ataukah eteh dede yang dia maksud. tapi bisa juga kata ETEH disana berarti dua-duanya. ha...perul analisis lebih jauh kayaknya.
saya kemudian bertanya pada Emak, apakah memang Emak pernah dengan tidak sengaja mengatakan hal serupa padanya? bukan apa-apa, benak saya masih belum bisa menerima kalau adik laki-laki saya yang hobinya nonton film kartun itu bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu. bukankah ttidak dipungkiri jika lingkungan juga orang-orang yang dekat dengannya memiliki pengaruh yang besar dalam proses penyerapan informasi yang diterimanya? namun jawab Emak seingat emak tidak pernah. tidak lama, bapak berkata dengan bijak " mungkin selama ini, setiap kita menengok Dede (adik saya yang pertama) di pondok, Opa diam-diam selalu memperhatikan Emak yang selalu meberi uang pada eteh dedenya itu. ya...walaupun ia tidak pernah tahu berapa jumlah uang yang diberikan pada etehnya itu. " saya dan Emakpun mengamini apa yang bapak katakan. ya, bisa jadi seperti itu, berarti kalau demikian, yang dimaksud Opa itu adalah eteh Dede, bukan saya, "hore..." teriak saya dalam hati.
Dan malam yang hangat itu, saya memandangi wajah polosnya yang penuh keluguan terlelap di atas lantai, Opa memang tidak suka tidur di atas kasur, ia akan nangis kalau Bapak atau Emak memindahkannya dari lantai yang dingin ke atas kasur atau karpet. ada rasa takjub yang tiba-tiba menjalari hati. betapa otak kepala kecilnya menyimpan berjuta, bahkan bermilyar atau bertrulyun keajaiban yang tidak pernah kita sangka.
meli juga teh..suka anak-anak.. malah mel sering ngerasa jatuh hati pada pandangan pertama deh kalo ngelihat anak-anak. terutama bayi..hi.hi.
BalasHapusoya,, tolong di klik link ini ya teh.. ada sesuatu yang bisa teteh unduh. dan unduhan'y adalah kado buat 30 Oktober 2010-nya teteh..maaf, baru dikirimkan sekarang. meli baru sempet buat akun 4shared-nya...
link: http://www.4shared.com/file/XBXcxggz/Rambu_Cinta-OK.html
jadi penasaran...he..., ok I'll browse it : )
BalasHapusmel, e udah baca novel minimu.
BalasHapusit is so exellent, ukhty!!!
terus menulis... dan menginspirasi yah!!!
hmmm...btw, it's your experience, isn't it? he...
ha.ha..yah..begitulah teh..ada yang nyata mel alami. ada juga yang hasil kreasi imaji. tebak aja deh ma teteh,yg pengalaman asli yg mana.^_^
BalasHapusoya,,met milad ya teh..maf g bs ucapin lgsung, lg khbsn puls..smw doa terbaik, untuk teh eka. dan semua harapan terbaik, smg bs teteh raih pula.amin..